Selasa, 30 Juli 2013

Gas Tungsten Arc Welding

Gas Tungsten Arc Welding

Definisi
            Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) / Tungsten Inert Gas (TIG) merupakan proses las busur listrik dimana elektrodanya berupa tungsten / wolfram yang tidak berfungsi sebagai bahan tambah serta tidak dapat habis. Dalam proses pengelasan GTAW menggunakan gas pelindung gas Argon atau Helium atau campuran dari Argon dan Helium. Gas tersebut berfungsi untuk melindungi hasil pengelasan dari kontaminasi udara luar yang dapat mengakibatkan hasil pengelasan kropos / berpori. Karena proses GTAW menggunakan elektroda yang tidak berfungsi sebagai bahan tambah, maka harus menggunakan bahan tambah tersendiri yang umumnya disebut dengan Filler Rod.

            Sumber panas yang diperoleh berasal dari busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda tungsten yang bermuatan positif (+) dengan benda kerja yang bermuatan negatif (-). Nyala api dari busur listrik tersebut akan mencairkan benda kerja dan akan berubah menjadi cairan las (kawah las), kemudian Filler Rod ditambahakan pada cairan las yangakan berpadu menjadi satu bagian. Pada proses pengelasan GTAW tidak akan menimbulkan terak seperti pengelasan SMAW (Las Listrik), karena menggunakan gas pelindung yang disemprotkan oleh brender las.

Perbedaan Las SMAW (Las Listrik) dengan Las GTAW
No
Faktor Pembeda
SMAW
                      GTAW
1
Elektroda
Dapat habis, karena merupakan bahan tambah.
Tidak dapat habis, karena bukan sebagai bahan tambah.
2
Gas Pelindung
Tidak menggunakan gas pelindung.
Helium / Argon / Campuran keduanya.
3
Bahan Tambah
Elektroda sekaligus sebagai bahan tambah.
Filler Rod.
4
Hasil Pengelasan
Timbul terak
Tidak timbul terak.


Sabtu, 20 Juli 2013

Tentang Adven Timotius

     Saya adalah seorang laki-laki yang dilahirkan dengan nama Adven Timotius Barus. Saya adalah seorang Kristen. Banyak dari teman-teman saya memanggil dengan nama Adven. Mungkin kebanyakkan orang akan bingung dengan nama belakang saya yaitu "Barus", yang asing di telinga mereka khususnya orang Jawa. Tetapi saya sendiri bangga dengan nama itu, karena tidak semua orang memilikki nama itu. Karena nama itu merupakan nama keluarga (marga) dari ayah saya yang berasal dari Batak Karo.
     Saat saya menulis blog ini saya berusia 18 tahun. Saya lahir pada tanggal dan bulan yang sama dengan pahlawan emansipasi wanita yaitu Raden Ajeng Kartini, yaitu 21 April 1995. Meskipun saya tidak ikut beliau  untuk memperjuangkann emansipasi wanita, tetapi saya sangat menghargai wanita, karena Ibu saya juga merupakan wanita. Saya dilahirkan oleh seorang Ibu yang berasal dari Jawa, dan Ayah yang berasal dari Sumatra. Kami sekarang tinggal di Surakarta tepatnya Kabupaten Karanganyar.
     Saat saya kecil, saya merupakan anak yang sangat bandel, ngeyel, dan nakal. Saya sering main ke sungai, sawah, dan jarang sekali berada dirumah. Saya sering membeli mainan-mainan yang lagi ngetren saat itu. Bersama kedua teman saya, kami sering berpetualang dari satu desa ke desa yang lain untuk mencari teman. Kami juga pernah hampir mati tenggelam di sungai karena mandi di sungai. Untungnya Tuhan masih menginginkan kami untuk hidup di dunia, sehingga kami masih bisa selamat. Bahkan kami pernah membakar tumpukan jerami milik tetangga yang akan digunakan untuk makan sapi, dan akhirnya kami semua dimarahi habis-habisan oleh pemiliknya. Tetapi senakal-nakalnya saya, saya tidak pernah melakukan hal yang sangat bodoh yang disebut dengan "membolos sekolah". Karena saya tahu bahwa kedua orang tua saya bekerja keras untuk menyekolahkan saya. Dan saya sangat bersukur dengan hal itu.
     Ngomong-ngomong tentang pendidikan saya. Saya pernah sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) di TK PTPN Kebun Batu Jamus selama 2 tahun, lalu di SDN 01 Kuto selama 6 tahun, dan SMPN 1 Kerjo selama  3 tahun. Hingga sekarang saya sedang menuntut ilmu di sekolah yang sangat saya benggakan yaitu SMK Katholik St. Mikael Surakarta. Ini adalah tahun ketiga saya di SMK ini, dan duduk di kelas XII. Saya masuk dalam Jurusan Teknik Pemesinan, dan berada di kelas Mekanik. Dari bebrapa pendidikan yang telah saya dapat, sekolah inilah yang satu-satunya mengajarkan saya segalanya. Tidak hanya tentang pengetahuan tetapi juga tentang cara untuk hidup yang sebenarnya.